Remaja yang sebagian besar menghabiskan waktunya berselancar di Internet berpeluang memiliki sikap agresif. Pada survey yang dilakukan terhadap lebih dari 9400 remaja Taiwan, para peneliti menemukan bahwa mereka yang miliki tanda-tanda sebagai pecandu internet mengaku setidaknya pernah memukul, mendorong, atau mengancam seseorang dalam setahun terakhir.
Hubungan antara kecanduan internet dan agresivitas tetap ada ketika peneliti memasukkan faktor lain seperti tingkat percaya diri dan depresi serta efek seringnya melihat kekerasan di televisi. Meski begitu, temuan yang dipublikasikan di Journal of Adolescent Health, Februari 2009 ini tidak menunjukkan bukti bahwa kecanduan internet mengarah ke perilaku kekerasan pada anak-anak.
Menurut Dr. Chih-Hung Ko, dari Kaohsiung Medical Universitu di Taiwan, ada kemungkinan kecenderungan kekerasan pada remaja diakibatkan karena penggunaan internet yang berlebihan. Tetapi, penemuan juga membuktikan bahwa media lain seperti TV, film ataupun video game juga memiliki pengaruh besar pada perilaku anak.
Online chatting, gambling, dan gaming serta menghabiskan waktu di forum online atau situs pornografi, seluruhnya berhubungan dengan perilaku agresif. Sebaliknya, remaja yang menghabiskan waktunya berselancar di internet untuk melakukan riset dan belajar tidak memiliki kecenderungan untuk bersikap kasar.
“Beberapa kegiatan online bisa mendorong anak-anak untuk melampiaskan kemarahannya atau menjadi agresif dengan cara yang tidak akan mereka lakukan di dunia nyata,” kata Ko. “Tetapi, apakah sikap ini yang mendorong mereka menjadi lebih agresif di dunia nyata belum jelas,” ucapnya.
Ko juga menyatakan bahwa orang tua harus memperhatikan perilaku berinternet anak remaja mereka dan potensi efek yang ditimbulkan pada perilaku sehari-hari sang anak. Orang tua sebaiknya berbicara dengan anak seputar perilaku penggunaan internet dan sikap mereka yang berhubungan dengan kekerasan.
0 komentar:
Posting Komentar